5 Faktor Penentu Turis Asing kembali Wisata ke Indonesia

Seperti kita ketahui dan sudah diulas pada tulisan-tulisan sebelumnya bahwa industri pariwisata lah yang paling terdampak karena pandemi covid-19 ini karena mengalami hardest hit dan falling like a stars kalau kata James Arthur 😀

Indonesia sebagai salah satu negara yang mengandalkan pariwisata, khususnya Bali, sebagai magnet dunia pastinya mengandalkan kedatangan turis asing. Bali telah mengalami imbas penurunan pendapatan pariwisata yang sangat drastis. Maskapai penerbangan, hotel, restauran, dan sektor pariwisata lainnya adalah berbagai industri yang saat ini menghadapi ketidakpastian dan berupaya untuk bertahan.

Walaupun saat ini banyak negara termasuk Indonesia telah mencoba untuk melakukan harmonisasi protokol kesehatan dan melalui inisiatif travel corridor untuk wisatawan mancanegara, serta mendorong upaya pemasaran travel domestik untuk mengembalikan kepercayaan responden untuk kembali berwisata. Industri pariwisata masih membutuhkan waktu untuk kembali pulih.

Ditulis kembali dari sebuah survey oleh Kleopas Danang Bintoroyakti, Survey ini memiliki 30 pertanyaan dan melibatkan 102 responden dari 28 negara antara lain 13% responden tinggal di Britania Raya dan Irlandia, Singapura dan Kanada, 10% responden tinggal di Australia, 8% responden tinggal di Amerika Serikat, 6% responden tinggal di Malaysia, 5% responden masing-masing tinggal di Belanda & Hong Kong, 4% responden tinggal di Thailand dan 3% responden tinggal di Prancis.

22.5% responden mengalokasikan US$ 1,500 – US$ 2,500 tiap tahun untuk bepergian, kemudian disusul 19% responden mengalokasikan US$ 5,000 – US$ 10,000 (19%). Budget travel disini termasuk tiket penerbangan, akomodasi dan belanja.

69% responden yang mengikuti survei ini adalah laki-laki, disusul perempuan (31%), sementara itu, untuk kategori umur mayoritas adalah umur 45-60 tahun (33%), disusul kategori umur 35-45 tahun (31%) dan 25-35 tahun (19%.

31% responden mengunjungi Indonesia sebanyak 2-4 kali dalam 10 tahun, kemudian disusul responden yang mengunjungi Indonesia >6 kali (28%) dan hanya 1 kali (22%). Angka ini dapat menjelaskan bahwa profile pengunjung asing ke Indonesia yang melakukan kunjungan berulang.

Destinasi Pilihan

Bali masih menjadi pilihan utama, 30%. Kemudian yang kedua adalah Jakarta dengan 18% disusul dengan Lombok (13%), Borobudur Temple (19%) and Yogyakarta (9%), Surabaya, (6%), Raja Ampat (6%) dengan mayoritas tujuan perjalanan responden adalah berlibur (51%) disusul oleh tujuan bisnis (36%) dan (13%) porsi kecil untuk visiting friends and relatives.

Faktor Penentu

Ada 5 hal utama yang menjadi faktor penentu untuk mengunjungi Indonesia kembali antara lain responden diminta untuk memilih 5 hal yang mereka senangi terkait pengalaman perjalanan mereka ke Indonesia. Keramahtamahan Indonesia merupakan hal tertinggi yang dipilih, disusul makanan dan minuman, budaya, kekayaan alam serta keterjangkauan harga.

Dan ada 5 hal utama juga yang menjadi hambatan untuk berwisata ke Indonesia antara lain Seamless connectivity (Transportasi Publik) adalah hal tertinggi yang dipilih responden, disusul infrastruktur teknologi (IT) seperti Wi-Fi, travel platform, serta masalah kebersihan, dan lain-lain seperti kemacetan lalu lintas, infrastruktur daerah wisata serta pengalaman berbelanja.

Sementara 5 faktor utama penentu yang akan membuat mereka untuk bepergian di masa new normal adalah protokol kesehatan di destinasi pariwisata, kemudian disusul oleh akomodasi yang bersih dan sehat, test COVID-19 sebelum keberangkatan, regulasi karantina serta implementasi protokol kesehatan di pesawat.

Loyalitas Pelanggan

55% atau mayoritas responden memilih bahwa mereka fleksibel dalam menentukan metode penukaran miles untuk tiket perjalanan mereka dan keluarganya. 14% responden menyatakan mereka akan menukarkan air miles mereka, sementara itu 31% menyatakan bahwa mereka tidak menukarkan miles untuk tiket perjalanan bagi dirinya dan keluarga. 75.5% atau mayoritas responden menyatakan mereka tergabung dalam program loyalitas pelanggan maskapai, sementara 24.5% responden tidak tergabung dalam program loyalitas pelanggan.

43% responden menyatakan mereka memilih untuk bermalam di akomodasi berbintang 4-5, 29% memilih akomodasi berbintang 3-4. Sementara terdapat persentase yang hampir sama dengan mereka yang memilih tidak keberatan dengan akomodasi tanpa bintang selama aman, bersih, nyaman dan memiliki review yang bagus (29%)

Aspirasi Travelers

  • 54% responden menyatakan bahwa mereka masih tidak yakin untuk terbang ke Indonesia karena mereka harus mengetahui implementasi protokol kesehatan di Indonesia. 26% responden menyatakan mereka mau langsung mengunjungi Indonesia dan 20% menyatakan akan menunggu vaksin. Karena masih ada 54% yang masih tidak yakin, IMHO sekarang adalah waktu yang tepat bagi Indonesia untuk memulai campaign destinasi dan health protocol implementation yang sudah diterapkan.
  • 33% responden menyatakan mereka akan pergi ke lebih dari 1 destinasi apabila mereka sudah diizinkan terbang ke Indonesia. 24% responden menyatakan bahwa mereka hanya akan mengunjungi 1 destinasi. 43% menyatakan bahwa mereka masih belum tahu karena bergantung atas program paket tur dan itinerarynya. Dapat disimpulkan bahwa saat ini waktu yang tepat untuk mulai mengemas paket tur dan pemasaran internasional.
  • 50% responden menyatakan bahwa mereka memilih untuk terbang direct non-stop dari negara mereka ke Indonesia. Sementara 26% menjawab tidak keberatan untuk terbang dengan transit. 24% menyatakan fleksibel, bergantung atas konektivitas maskapai pilihan mereka.

Published by akhmad zulfikri

basketball freak | abang jakarta zaman old | travel blogger | culinary hunter | icon PR 2017 | airliners | terbangkebulan.com

%d bloggers like this: